PT Indra Karya (Persero) berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam kegiatan percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) terutama dalam bidang infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya yakni Bendungan Ameroro yang berlokasi di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara. Bendungan Ameroro masuk dalam daftar PSN sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 untuk menambah jumlah tampungan air di Sulawesi Tenggara dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air di wilayah tersebut.
“Progress Bendungan Ameroro untuk pekerjaan Konsultan Supervisi Konstruksi saat ini telah mencapai 53,7%, dan tengah memasuki tahapan pengerjaan timbunan zona 5, penyelesaian pengecoran concrete cap untuk grouting bendungan, penyelesaian galian riverbed, penyelesaian tower intake, dan proses konstruksi spillway. Kami, Indra Karya sebagai BUMN Konsultan Engineering terintegrasi, mendapatkan peran sebagai pelaksana supervisi konstruksi pada proyek bendungan Ameroro ini. Bendungan Ameroro merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikerjakan oleh Kementerian PUPR untuk mengatasi bencana banjir serta penyedia air baku di Kabupaten Konawe,” ungkap Eko Budiono selaku Direktur PT Indra Karya (Persero).
Pembangunan bendungan ini merupakan bagian dari pengendalian banjir di Konawe dan sekitarnya untuk mereduksi banjir di wilayah hilir dengan debit sebesar 443,3 meter kubik per detik. Sebagai daerah penyangga Kota Kendari yang merupakan Ibu Kota Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe diperkirakan akan terus berkembang salah satunya melalui pengembangan industri nikel serta sektor pertanian, perikanan, dan peternakan yang membutuhkan air baku bersumber dari bendungan.
Bendungan Ameroro sendiri mulai dilaksanakan sejak tahun 2020 dan direncanakan selesai pada 2023 ini, memanfaatkan biaya APBN sebesar Rp 1,6 Triliun. Secara umum, progress pembangunan bendungan telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan dengan kualitas dan progress pekerjaan yang dicapai sangat baik. Pencapaian target pekerjaan dan kualitas pekerjaan ini tentunya tidak terlepas dari konsistensi dan peran serta dari kapasitas masing-masing pihak melalui kolaborasi BUMN antara kontraktor dan konsultan BUMN yakni PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Adhi Karya (KSO) selaku Kontraktor dan PT Indra Karya (Persero) sebagai Konsultan Supervisi Konstruksi yang bertugas menjaga kualitas dari pelaksanaan pekerjaan melalui pengawasan di lapangan.
Bendungan Ameroro memiliki kapasitas tampung 54,53 juta meter kubik dengan luas genangan 244,06 hektare. Dengan kapasitas tersebut, bendungan ini direncanakan mampu menyediakan air baku untuk Kabupaten Konawe sebesar sebesar 511 liter per detik, PLTM dengan kapasitas 1,3 Megawatt dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya sebesar 8,2 Megawatt. Bendungan Ameroro memiliki tinggi puncak mencapai 82 meter, dengan panjang bendungan 324 meter, dan lebar 12 meter serta diproyeksikan dapat menjadi destinasi wisata baru di Kabupaten Konawe.
“Harapannya pembangunan Bendungan Ameroro ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat khususnya di Kabupaten Konawe. Dengan kapasitas tersebut, bendungan ini diharapkan mampu menyediakan air baku untuk Kabupaten Konawe, PLTM dengan kapasitas 1,3 Megawatt dan PLTS sebesar 8,2 Megawatt serta pengembangan pariwisata. Selain juga berfungsi sebagai pengendali banjir, bendungan ini juga nantinya bisa dimanfaatkan sebagai lahan konservasi dan pengembangan sektor wisata baru di Konawe,” Tutup Eko Budiono.